Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan
1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.
3. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
4. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi alias DO / drop out.
5. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
6. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
7. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin.
Biasanya
setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-mimpinya maka
ia baru akan menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu
serta kesempatan yang hilang tanpa disadarinya. Terlebih jika sadarnya
ketika berada di penjara. Segala caci-maki dan kutukan akan dilontarkan
kepada benda haram tersebut, namun semua telah terlambat dan berakhir
tanpa bisa berbuat apa-apa.
Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia
1. Gangguan pada jantung
2. Gangguan pada hemoprosik
3. Gangguan pada traktur urinarius
4. Gangguan pada otak
5. Gangguan pada tulang
6. Gangguan pada pembuluh darah
7. Gangguan pada endorin
8. Gangguan pada kulit
9. Gangguan pada sistem syaraf
10. Gangguan pada paru-paru
11. Gangguan pada sistem pencernaan
12. Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll.
Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia
1. Menyebabkan depresi mental.
2. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
3. Menyebabkan bunuh diri
4. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.
Efek
depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat
atau,kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang
normal yang depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir
bahwa narkoba dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya, akan
tetapi semua itu tidak benar.
Dampak Fisik
Adaptasi
biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang
lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang
tergolong dalam kelompok downers. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu
banyak hingga sel-sel dan organ-organ tubuh kita menjadi tergantung
pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi normal.
Salah
satu contoh adaptasi biologis dapat dilihat dengan alkohol. Alkohol
mengganggu pelepasan dari beberapa transmisi syaraf di otak. Alkohol
juga meningkatkan cytocell dan mitokondria yang ada di dalam liver untuk
menetralisir
zat-zat yang masuk. Sel-sel tubuh ini menjadi tergantung pada alcohol untuk menjaga keseimbangan baru ini.
Tetapi,
bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan dan
keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym
dan kurangnya transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja, tubuh mencoba
untuk mengembalikan keseimbangan didalamnya. Biasanya, hal-hal yang
ditekan/tidak dapat dilakukan tubuh saat menggunakan narkoba, akan
dilakukan secara berlebihan pada masa Gejala Putus Obat (GPO) ini.
Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba
dengan cepat berubah menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat
seorang pengguna berhenti menggunakan narkoba seperti heroin/putaw.
Contoh: Saat menggunakan seseorang akan mengalami konstipasi, tetapi GPO
yang dialaminya adalah diare, dll. GPO ini juga merupakan ‘momok’
tersendiri bagi para pengguna narkoba. Bagi para pecandu, terutama,
ketakutan terhadap sakit yang akan dirasakan saat mengalami GPO
merupakan salah satu alasan mengapa mereka sulit untuk berhenti
menggunakan narkoba, terutama jenis putaw/heroin. Mereka tidak mau
meraskan pegal, linu, sakit-sakit pada sekujur tubuh dan persendian,
kram otot,insomnia, mual, muntah, dll yang merupakan selalu muncul bila
pasokan narkoba kedalam tubuh dihentikan.
Selain
ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti
liver, jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan
akibat penggunaan jangka panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba
yang berakhiran dengan katup jantung yang bocor, paru-paru yang bolong,
gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik yang
muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang sangat umum
terjadi di kalangan pengguna jarum suntik.
Walaupun
begitu, setiap kehidupan memiliki dua sisi mata uang. Di balik dampak
negatif, narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika digunakan
sebagaimana mestinya, terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan
membantu dalam pengobatan, narkotika memberikan manfaat bagi kehidupan
manusia. Berikut dampak positif narkotika:
1. Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk mencegah batuk dan diare.
2. Kokain
Daun
tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan
efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta
mengurangi rasa lelah.
3. Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang
terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung karena
serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai
bahan pembuat minyak.
Dampak Mental
Selain
ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental.
Ketergantungan mental ini lebih susah untuk dipulihkan daripada
ketergantungan fisik. Ketergantungan yang dialami secara fisik akan
lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan muncul ketergantungan
mental, dalam bentuk yang dikenal dengan istilah ‘sugesti’. Orang
seringkali menganggap bahwa sakaw dan sugesti adalah hal yang sama, ini
adalah anggapan yang salah. Sakaw bersifat fisik, dan merupakan istilah
lain untuk Gejala Putus Obat, sedangkan sugesti adalah ketergantungan
mental, berupa munculnya keinginan untuk kembali menggunakan narkoba.
Sugesti ini tidak akan hilang saat tubuh sudah kembali berfungsi secara
normal.
Sugesti
ini bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam kepala
seorang pecandu yang menyuruhnya untuk menggunakan narkoba. Sugesti
seringkali menyebabkan terjadinya ‘perang’ dalam diri seorang pecandu,
karena di satu sisi ada bagian dirinya yang sangat ingin menggunakan
narkoba, sementara ada bagian lain dalam dirinya yang mencegahnya.
Bayangkan
saja bila Anda harus berperang melawan diri Anda sendiri, dan Anda sama
sekali tidak bisa sembunyi dari suara-suara itu karena tidak ada tempat
dimana Anda bisa sembunyi dari diri Anda sendiri… dan tak jarang bagian
dirinya yang ingin menggunakan narkoba-lah yang menang dalam peperangan
ini.
Suara-suara
ini seringkali begitu kencang sehingga ia tidak lagi menggunakan akal
sehat karena pikirannya sudah terobsesi dengan narkoba dan nikmatnya
efek dari menggunakan narkoba.Sugesti inilah yang seringkali menyebabkan
pecandu relapse. Sugesti ini tidak bisa hilang dan tidak bisa
disembuhkan, karena inilah yang membedakan seorang pecandu dengan
orang-orang yang bukan pecandu.
Orang-orang
yang bukan pecandu dapat menghentikan penggunaannya kapan saja, tanpa
ada sugesti,tetapi para pecandu akan tetap memiliki sugesti bahkan saat
hidupnya sudah bisa dibilang normal kembali. Sugesti memang tidak bisa
disembuhkan, tetapi kita dapat merubah cara kita bereaksi atau merespon
terhadap sugesti itu.
Dampak
mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta
tindakan impulsive.Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada
narkoba dan penggunaan narkoba.Narkoba adalah satu-satunya hal yang ada
didalam pikirannya. Ia akan menggunakan semua daya pikirannya untuk
memikirkan cara yang tercepat untuk mendapatkan uang untuk membeli
narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak dari tindakan yang
dilakukannya, seperti mencuri, berbohong, atau sharing needle karena
perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah dipikirkan terlebih dahulu.
Ia
juga selalu berpikir dan berperilaku kompulsif,dalam artian ia selalu
mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama,Misalnya:seorang pecandu yang
sudah keluar dari sebuah tempat pemulihan sudah mengetahui bahwa ia
tidak bisa mengendalikan penggunaan narkobanya, tetapi saat sugestinya
muncul,ia akan berpikir bahwa mungkin sekarang ia sudah bisa
mengendalikan penggunaannya, dan akhirnya kembali menggunakan narkoba
hanya untuk menemukan bahwa ia memang tidak mengendalikan penggunaannya,
Bisa dikatakan bahwa dampak mental dari narkoba adalah mematikan akal
sehat para penggunanya,terutama yang sudah dalam tahap kecanduan.Ini
semua membuktikan bahwa penyakit adiksi adalah penyakit yang licik, dan
sangat berbahaya.
Dampak Emosional
Narkoba
adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood altering substance).
Saat menggunakan narkoba, mood, perasaan, serta emosi seseorang ikut
terpengaruh. Salah satu efek yang diciptakan oleh narkoba adalah
perubahan mood. Narkoba dapat mengakibatkan ekstrimnya perasaan, mood
atau emosi penggunanya.
Jenis-jenis
narkoba tertentu, terutama alkohol dan jenis-jenis narkoba yang
termasuk dalam kelompok uppers seperti Shabu-shabu, dapat memunculkan
perilaku agresif yang berlebihan dari si pengguna, dan seringkali
mengakibatkannya melakukan perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama
bila orang tersebut pada dasarnya memang orang yang emosional dan
bertemperamen panas.Ini mengakibatkan tingginya domestic violence dan
perilaku abusive dalam keluarga seorang alkoholik atau pengguna
Shabu-shabu. Karena pikiran yang terobsesi oleh narkoba dan penggunaan
narkoba, maka ia tidak akan takut untuk melakukan tindakan kekerasan
terhadap orang-orang yang mencoba menghalaginya untuk menggunakan
narkoba.
Emosi
seorang pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah kapan saja.Satu
saat tampaknya ia baik-baik saja, tetapi di bawah pengaruh narkoba
semenit kemudian ia bisa berubah menjadi orang yang seperti kesetanan,
mengamuk, melempar barang-barang, dan bahkan memukuli siapapun yang ada
di dekatnya. Hal ini sangat umum terjadi di keluarga seorang alkoholik
atau pengguna Shabu-shabu. Mereka tidak segan-segan memukul istri atau
anak-anak bahkan orangtua mereka sendiri. Karena melakukan semua
tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh narkoba, maka terkadang ia
tidak ingat apa yang telah dilakukannya.
Saat
seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul dalam
dirinya, yaitu kepribadian pecandu atau kepribadian si junkie.
Kepribadian yang baru ini tidak peduli terhadap orang lain, satu-satunya
hal yang penting baginya adalah bagaimana cara agar ia tetap bisa terus
menggunakan narkoba. Ini sebabnya mengapa ada perubahan emosional yang
tampak jelas dalam diri seorang pecandu.
Seorang
anak yang tadinya selalu bersikap manis, sopan, riang, dan jujur
berubah total mejadi seorang pecandu yang brengsek, pemurung,
penyendiri, dan jago berbohong dan mencuri. Adiksi terhadap narkoba
membuat seseorang kehilangan kendali terhadap emosinya. Seorang pecandu
acapkali bertindak secara impuls,mengikuti dorongan emosi apapun yang
muncul dalam dirinya.Dan perubahan yang muncul ini bukan perubahan
ringan, karena pecandu adalah orang-orang yang memiliki perasaan dan
emosi yang sangat mendalam.Para pecandu seringkali diselimuti oleh
perasaan bersalah, perasaan tidak berguna, dan depresi mendalam yang
seringkali membuatnya berpikir untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Perasaan-perasaan
ini pulalah yang membuatnya ingin terus menggunakan, karena salah satu
efek narkoba adalah mematikan perasaan dan emosi kita. Di bawah pengaruh
narkoba,ia dapat merasa senang dan nyaman,tanpa harus merasakan
perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan. Tetapi perasaan-perasaan ini
tidak hilang begitu saja, melainkan ‘terkubur hidup-hidup’ di dalam diri
kita.Dan saat si pecandu berhenti menggunakan narkoba,perasaan-perasaan
yang selama ini ‘mati’ atau ‘terkubur’ dalam dirinya kembali bangkit,
dan di saat-saat seperti inilah pecandu membutuhkan suatu program
pemulihan,untuk membantunya menghadapi dan mengatasi perasaan-perasaan
sulit itu.
Satu
hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk
narkoba adalah mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan
emosional.
Contoh :
seorang
pecandu berusia 16 tahun saat ia pertama kali menggunakan narkoba, dan
saat ia berusia 26 tahun ia berhenti menggunakan narkoba. Memang secara
fisik ia berusia 26 tahun, tetapi sebenarnya usia mental dan
emosionalnya adalah 16 tahun. Ada 10 tahun yang ‘hilang’ saat ia
menggunakan narkoba. Ini juga sebabnya mengapa ia tidak memiliki pola
pikir dan kestabilan emosi seperti layaknya orang-orang lain seusianya.
Upaya Pencegahan
Upaya
pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah
seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua
pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan
aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.
Adapun
upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah
melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan
penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia
mendadak secara rutiN,Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu
sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang,Pihak sekolah harus
melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya,
karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar
lingkungan sekolah.
Yang
tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih
ditekankan kepada siswa,Karena salah satu penyebab terjerumusnya
anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral
dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini
pun, akhirnya mereka jalani.Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku
pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat
anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari
kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut,
sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar